Minggu, 15 Juni 2014

Ciri - ciri tubuh mengalami dehidrasi

12 tanda tubuh terkena dehidrasi dan tips mencegah dehidrasi sehingga kesehatan kita lebih terjaga :
 
1. Mulut terasa kering dan lidah menjadi bengkak.
   Banyak orang mengira bahwa mulut kering dan lidah bengkak adalah tanda panas       dalam atau sariawan, boleh jadi mulut kering dan lidah bengkak adalah tanda tubuh mengalami dehidrasi. Jika anda mengalami hal ini, segeralah minum air secukupnya. Akan tetapi, bila sudah minum air putih tapi mulut masih terasa kering dan lidah bengkak, bisa jadi ada faktor lain yang menjadi masalahnya.
 
2.  Badan terasa kepanasan atau gerah.
     Salah satu fungsi air adalah menjaga suhu tubuh agar selalu stabil. Ketika tubuh mulai panas kulit akan berkeringat. Dengan berkeringat, maka suhu tubuh akan stabil. Karena keringat sebagian besar terdiri dari air, maka saat mengalami dehidrasi, tubuh akan berhenti mengeluarkan keringat yang membuat badan akan merasa kepanasan. Bila tubuh terasa sangat panas atau gerah, bisa jadi adalah salah satu tanda dehidrasi.
 
3. Mudah lelah dan tubuh lesu
    Tubuh terasa lelah dan lesu bisa jadi karena faktor dehidrasi. Karena dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang membuat pasokan oksigen ke darah juga menurun. Tanpa pasokan oksigen yang cukup, otot, organ tubuh dan fungsi saraf akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih lelah.
 
4. Kepala terasa pening dan pusing.
   Tanpa sebab yang jelas lalu kepala terasa pusing, boleh jadi adalah tanda dehidrasi. Karena dehidrasi juga bisa menyebabkan pusing, pingsan atau tubuh merasa melayang ketika ingin berdiri dari posisi duduk atau tidur. Hal ini sering terjadi ketika kita bangun tidur atau dalam kendaraan.
 
5. Mudah mengantuk.
   Manusia dewasa memang butuh 6 - 8 jam untuk tidur. Jika sudah cukup tidur akan tetapi masih terasa mengantuk, bisa jadi karena dehidrasi.
 
6. Mata kering dan terasa perih.
    Mata yang kering membuat penglihatan menjadi kurang tajam. Salah satu faktor yang membuat mata kering adalah berkurangnya air mata. Karena fungsi air mata adalah memberikan pelumas bagi mata. Jika tubuh kurang cairan (dehidrasi), bisa membuat produksi air mata terhenti sehingga mata menjadi kering dan terasa perih.
 
7. Kulit menjadi kurang elastis dan mudah terluka.
     Kita dapat menggunakan elastisitas kulit untuk mengetahui apakah dehidrasi dengan cara mencubitnya. Jika kondisi normal, maka saat mencubit kulit dipunggung tangan lalu dilepaskan lagi akan kembali normal. Tapi ketika kulit mengalami dehidrasi, saat dicubit lalu dilepaskan akan lambat normalnya. Selain itu, jika kulit sering lecet walaupun terbentur benda ringan, bisa jadi karena dehidrasi karena salah satu fungsi air adalah menjaga elastisitas kulit. Kulit menjadi kurang elastis dan mudah terluka Kita dapat menggunakan elastisitas kulit untuk mengetahui apakah dehidrasi dengan cara mencubitnya. Jika kondisi normal, maka saat mencubit kulit dipunggung tangan lalu dilepaskan lagi akan kembali normal. Tapi ketika kulit mengalami dehidrasi, saat dicubit lalu dilepaskan akan lambat normalnya. Selain itu, jika kulit sering lecet walaupun terbentur benda ringan, bisa jadi karena dehidrasi karena salah satu fungsi air adalah menjaga elastisitas kulit.
8. Urine atau air kencing berwarna kekuningan bahkan kemerahan.
   Tanda yang paling mudah dikenali apakah tubuh terkena dehidrasi adalah warna urine menjadi kekuningan, pekat dan berbau sangat menyengat. Hal ini karena waktu dehidrasi, ginjal menghemat air atau menghentikan produksi urine. Akibatnya urine akan berwarna menjadi lebih gelap, kuning pekat, berbau menyengat. Dalam kondisi yang lebih parah, warna urine menjadi kemerahan.
 
9. Sembelit atau sulit buang air besar.
    Selain karena faktor makanan yang kurang serat, sembelit juga sangat dipengaruhi oleh kekurangan air. Hal ini karena saat proses pembuangan air besar air menjadi bahan
pelumas bagi usus dan organ tubuh yang berhubungan saat buang air besar.
 
10. Jantung sering berdebar.
     Jantung yang sehat dan normal agar berfungsi dengan benar. Karena lebih dari 75% bagian jantung adalah air, sehingga fungsi air bagi jantung sangat vital. Jika terjadi penurunan aliran darah dan perubahan kadar elektrolit karena dehidrasi, biasanya jantung akan berdebar - debar.
 
11. Otot Kram atau otot mudah kejang.
     Salah satu fungsi air adalah untuk menjaga aliran darah agar stabil. Bila tubuh sedang
dehidrasi, aliran akan terganggu sehingga menyebabkan otot mudah kram. Jika mengalami dehidrasi kronis, maka terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan kram otot atau kejang yang terus menerus. Kondisi ini banyak terjadi setelah orang selesai melakukan latihan atau olahraga.
 
12. Konsentrasi menurun.
     Jika anda kesulitan konsentrasi, bisa jadi karena otak kekurangan oksigen. Oksigen dialirkan ke otak melalui darah, bila dehidrasi, aliran darah menjadi kurang lancar sehingga pasokan oksigen menurun sehingga kesulitan konsentrasi.
 
   Itulah beberapa faktor atau indikasi tubuh yang terkena dehidrasi atau kekurangan cairan yang saya rangkum dari health tips article. Jika anda mengalami dehidrasi, segeralah minum air sebanyak mungkin. Sekarang yang jadi masalah adalah, air seperti apakah yang baik kita minum saat dehidrasi? Karena sedang dehidrasi, kita membutuhkan air yang cepat diserap tubuh. Saat ini, air minum yang diproses dengan teknologi reverse osmosis adalah air minum paling steril dan paling bagus untuk kesehatan. 
   Jangan pertaruhkan kesehatan tubuh anda dengan sembarangan minum air putih karena bisa merugikan kesehatan anda. Gunakan air minum dari reverse osmosis system untuk memenuhi kebutuhan anda dan keluarga karena kelebihan proses reverse osmosis lebih unggul dari sistem lain. Anda bisa gunakan reverse osmosis rumah tangga dengan kapasitas 189 liter perhari untuk kebutuhan anda di rumah.
 
Demikianlah sedikit tips hidup sehat dengan tajuk utama mengenal faktor penyebab dehidrasi. Semoga tips hidup sehat menjaga tubuh dari dehidrasi ini dapat berguna bagi anda.. ^^
.
 
 

Jumat, 13 Juni 2014

Neisseria gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.
Definisi
Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar nanah dari orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga merupakan infeksi menular seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam berbagai literatur.
Etiologi
Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies yaitu
1. Neisseria gonorrhoeae
2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngis
4. Neisseria catarrhalis
N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua lainnya bersifat komensalisme.
Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain.
Patogenesis
Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya 

Manifestasi Klinis

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:
» Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
» Demam
» Muntah-muntah
» Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi
» Rasa sakit pada sendi
» Munculnya ruam pada telapak tangan
» Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang terinfeksi)  
Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.

Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.
Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya.
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita.

Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal).
Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan.

Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah.
Pada dewasa, bisa terjadi gejala yang sama, tetapi seringkali hanya 1 mata yang terkena.
Jika infeksi ini tidak diobati bisa terjadi kebutaan.
KOMPLIKASI

Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.
Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).

Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis).
Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.

Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang berakibat fatal, tetapi masa penyembuhan untuk artritis atau endokarditis berlangsung lambat.


Seorang wanita yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya kepada bayinya ketika sang bayi melalui jalan lahir. Pada kebanyakan kasus dimana Ibu mengidap gonorrhea, mata bayi ditetesi obat untuk mencegah infeksi gonococcus yang dapat menyebabkan kebutaan. Karena adanya resiko infeksi Ibu dan bayi, biasanya dokter menyarankan agar ibu hamil menjalani tes gonorrhea setidaknya sekali selama kehamilannya. Sedangkan pada pria, apabila tidak ditangani secara serius gonorrhea dapat menyebabkan impotensi. 
 
DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore.
Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokokus gram negatif. Bahan duh diambil di daerah fosa navicularis pada pria sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks dan rektum.
b. Kultur.
Identifikasi perlu dilakukan dengan dua macam media yang dapat digunakan yaitu media transport seperti Media Stuart dan Media Transgrow. Kemudian Media pertumbuhan seperti Media Mc Leod’s chocolate agar, Media Thayer Martin dan Media Modified Thayer Martin Agar .
c. Tes Definitif
1. Tes oksidasi, semua Neisseria member hasil positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.
2. Tes Fermentasi. Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa.
d. Tes Beta Laktamase
Pemeriksaan beta laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase.
e. Tes Thomson
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi sudah berlangsung. Tes ini memerlukan syarat yaitu :
1. Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi.
2. Urin dibagi dalam dua gelas.
            3. Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.
 
koloni pada media BAP

http://mazzaguz.blogspot.com/2012/03/bakteri-penyebab-infeksi-saluran.html

VIRUS



PENDAHULUAN

Virus berbeda dengan agen penyebab infeksi lainnya dalam hal struktur dan biologi, khususnya reproduksi. Walaupun virus membawa informasi genetik didalam DNA atau RNA, tetapi ada kekurangan sistem sintesis yang diperlukan untuk memproses informasi ini kedalam materi virus baru. Replikasi baru terjadi setelah virus menginfeksi sel hospes yang kemudian mengendalikan sel hospes untuk melakukan transkripsi dan/atau translasi informasi genetik demi kelangsungan hidup virus.
 Virus dapat menginfeksi setiap bentuk kehidupan sehingga sering menyebabkan penyakit yang diantaranya berakibat cukup serius. Beberapa virus dapat memasukkan informasi genetiknya kedalam genom manusia kemudian menyebabkan kanker
. Target khemoterapi pada virus sangat sulit , untungnyadapat dikontrol dengan pemberian vaksin.

SEKALI VIRUS BERADA DIDALAM SITOPLASMA SEL HOSPES MAKA DIA TIDAK INFEKSIUS LAGI

Setelah terjadi fusi antara virus dan membramn sel hospes, atau difagosit dalam bentuk fagosome, maka partikel virus dibawa ke sitoplasma melalui plasma membran. Pada tahap ini
amplop dan/atau kapsid akan terkuak nukleus virusakan terurai. Sekarang virus tidak infeksius
lagi dan ini disebut eclipse phase. Keadaan ini menetap sampai terbentuk partikel virus baru
melalui replikasi. Asam nukleat sendiri yang menentukan bagaimana cara replikasi berlangsung.
Pertama-tama virus harus membentuk mesenger RNA (mRNA)Virus hanya mempunyai salah satu asam nukleat yaitu RNA atau DNA; tidak pernah kedua-duanya.. Asam nukleat tampil sebagai single atau double strandad dalam bentu linier (DNA dan RNA) atau sirkuler (DNA). Genom dari virus terdapat dalam satu atau beberapa molekul dari asam nukleat.
Dengan diversitas ini maka tidak heran bila proses replikasi dari tiap virus berbeda. Pada virus DNA, m RNA dapat dibentuk sendiri oleh virus dengan cara menggunakan
RNA polimerase dari selhospes, kemudian langsung mentranskrip kode genetik yang berada
pada DNA virus. Sedangkan virus RNA tidak dapat dengan cara ini, karena tidak ada polimerase
dari sel hospes yang sesuai. Oleh karena itu untuk melakukan transkripsi maka virus harus
menyediakan sendiri polimerasenya yang dapat diperoleh dari nukleokapsid atau disintesa
setelah infeksi. .Virus RNA memproduksi mRNA dengan beberapa cara yang berbeda Pada virus dsRNA , satu strand yang pertama ditranskrip oleh polimerase virus menjadi mRNA

Pada ssRNA terdapat tiga rute yang jelas berbeda dalam pembentukan mRNA yaitu ;
  • Bila single strand mempunyai konfigurasi positive sense (misalnya mempunyai sekuense basa yang sama seperti yang dibutuhkan pada saat translasi),maka konfigurasi ini dapat langsung dipergunakan sebagai mRNA.
  • Bila mempunyai konfigurasi negative sense, maka pertama-tama harus diterjemahkan (transcribe) dengan memgunakan polimerasedari virus kedalam positive sense strand yang kemudian bertindak sebagai mRNA
  • Retrovirus mempunyai pola yang sama sekali berbeda. Pertama-tama positive sense ssRNA oleh reverse transcriptase (enzim dari virus, terdapat dalam nukleokapsid) menjadi negative sense ssDNA. Setelah terbentuk dsDNA kemudian akan memasuki nukleus dan kemudian berintegrasi dengan genom sel hospes dan selanjutnya sel hospes membentuk mRNA virus

mRNA virus kemudian ditranslasi kedalam sitoplasma sel hospes untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan virus.Sekali mRNA virus terbentuk maka akan ditanslasi dengan memanfaatkan ribosom dari sel hospes untuk mensintesa protein yang dibutuhkan virus.  RNA virus biasanya monocistronic (mempunyai single coding region) dapat mengubah mRNA dari ribosom sel hospes untuk menghasilkan protein yang lebih “disukai”. Pada fase awal diproduksi protein yang diperlukan untuk replikasi asam nukleat virus seperti enzim dan molekul regulator. Pada fase selanjutnya diproduksi proteinyang penting unutk pembentukan kapsid. Virus dengan genom single nucleic acid molecule mentranslasi poli protein yang multifungsi, kemudian akan dipecah secara enzimatik. Sedangkan virus yang genomnya tersebar didalam beberapa molekul, maka akan terbentuk beberapa macam mRNA yang masing - masng akan membuat protein. Setelah translasi protein dapat diglikosilasi kembali dengan menggunakan enzim sel hospes.



Virus juga harus me replikasi asam nukleatnya.
Untuk pembentukan kapsid baru berarti memerlukan produksi molekul tambahan. Oleh karena itu virus harus mereplikasi asam nukleat sehingga dapat menyediakan materi genetik yang kemudian akan dibungkus oleh kapsid tersebut. Pada virus positive sensessRNA seperti poliovirus, polimerase yang ditranslasi dari template mRNA virus menghasilkan negative sense RNA yang selanjutnya ditranskripsi lebih banyak positive  ssRNA. Siklus transkripsi ini terus berlangsung menghasilkan strand positif dalam jumlah yang besar, yang kemudian dikemas dengan menggunakan protein yang telah dibentuk sebelumnya dari mRNA untuk membentuk partikel virus yang baru.Untuk virus negative sense ssRNA (mis. virus rabies) transkripsi oleh polimerase virus akan menghasilkan positive sense ssRNAyang kemudian akan meghasilkan
negative sense mRNA yang baru.
Replikasi ini terjadi dalam sitoplasma sel hospes, sedangkan pada virus lainnya seperti campak
dan influensa replikasi terjadi di inti sel sehingga sejumlah besar negative sense RNA akan ditranskripsi membentuk partikel baru.
Replikasi pada inti sel hospes juga terjadi pada virus dsRNA seperti rotavirus yang kemudian akan memproduksi positive sense RNA seperti diatas. Yang g kemudian akan bertindak sebagai template pada partikel subviral untuk memsintesa negative sense RNA yang baru guna memperbaiki kondisi double stranded.



Replikasi virus DNA terjadi di inti sel hospes kecuali poxvirus yang terjadi disitoplasma

Virus DNA membentuk kompleks dengan histon dari sel hospes untuk menghasilkan struktur yang stabil. Pada virus herpes, mRNA ditranslasi dalam sitoplasma menghasilkan polymerase DNA yang penting untuk sintesa DNA yang baru. Adenovirus menggunakan baik enzim dari sel hospes maupun virus untuk kepentingan ini. Sedangkan retrovirus mensintesa RNA virus baru di inti sel hospes. Polimerase RNA sel hospes ditranskrip dari DNA virus yang sudah berintegrasi dengan genom sel hospes. (Gb.6). Virus hepatitis B (suatu virus ds DNA) secara unik menggunakan ssRNA (sebagai perantara) yang kemudian ditranskrip untuk menghasilkan DNA baru. Retrovirus dan virus hepatitis B merupakan virus -virus yang mempunyai aktifitas
reverse transkriptase.

Stadium akhir dari replikasi adalah penyusunan dan pelepasan parikel virus baru
Penyusunan virus baru melibatkan gabungan dari asam nukleat yang telah direplikasi dengan kapsomer yang baru disintesa untuk kemudian membentuk nukleokapsid baru. Aktifitas ini terjadi di sitoplasma atau diinti sel hospes. Amplop dari virus melalui beberapa tahapan sebelum
dilepaskan. Protein amplop dan glikoprotein yang ditranslasi dari mRNA virus didisipkan pada membran sel hospes (biasanya membrana plasma). Nukleokapsid yang muda ini bergabung dengan membran secara spesifik melalui glikoprotein dan menbentuk tonjolan. (gb. 3.9). Virus
baru memerlukan membran dari sel hospes ditambah dengan molekul dari virus untuk membentuk amplop. Enzim dari virus seperti muraminidase pada virus influensa ikut berperan dalam proses ini. Enzim dari sel hospes (seperti protease seluler)dapat memecah protein amplop yang besar, suatu proses yang diperlukan dimana virus muda sangat infeksius. Pada virus herpes
terjadi proses yang sama. Pelepasan virus yang sudah beramplop tidak harus disertai dengan kematian sel, jadi sel hospes yang sudah terinfeksi dapat terus menghasilkan protein virus
dalam waktu yang lama.Insersi molekul virus kedalam membran sel hospes membuat sel
hospes berbeda secara antigenik. Respon imun ekspresi antigen ini yang menjadi dasar perkembangan terapi anti virus.

Kamis, 12 Juni 2014

How to make an easier pinata


Introduction

Long associated with Mexico, pinatas actually originated in Italy, where clay pots were filled with treats and slung high above the ground to be broken with sticks. Adopted by the Spanish, the custom arrived in Mexico with the explorers, who had since begun to add color and decoration. When tissue paper became widely available during the 20th century, the pinata evolved again, incorporating more colors and designs than ever before.
Papier-mache is a popular craft technique that involves covering a form -- like a balloon or a bowl -- with strips of newspaper drenched in a simple, often homemade, paste; the paper and paste bond as they dry, forming a hard shell around the form. Try using wheat-paste powder, available at hardware and art-supply stores, instead of ordinary flour -- the resulting paste will be less prone to cracking.

Materials

  • 14-inch balloon
  • Cloth tape
  • Scissors
  • Newspaper, cut into 1-by-6-inch strips
  • Wheat-paste powder
  • Strong white paper (20-pound copy paper works well)
  • Spray mount
  • Compass
  • Craft glue
  • Tissue paper in several colors
  • Rotary cutter (optional)
  • Self-healing mat (optional)
  • Utility knife
  • Large needle or piece of wire
  • Tissue-paper streamers
  • Strong cord
  • Candy, treats, and small prizes, for stuffing

Steps

Step 1

Inflate the balloon, and coax it into a round shape by wrapping it with cloth tape. Set it aside.

Step 2

Make paste: In a medium bowl, mix 1 cup wheat-paste powder with 4 1/2 cups water. Dip newspaper strips one at a time into the paste, and place them on the balloon, overlapping the strips slightly, until the balloon is completely covered. Let dry overnight. Repeat this process twice more for a total of three layers.

Step 3

Our pinata design calls for six cones; to make them, cut six sheets of strong white paper into 7-inch squares. In a well-ventilated area, spray-mount different colors of tissue paper onto the squares. Place the point of a compass at the corner of one of the squares, and mark a 6 1/2-inch arc. Trim the paper around the edge of the arc. At 1/2-inch intervals, cut 1/2-inch-deep notches into the rounded edge. Roll the paper into a cone, and glue or tape the straight edges together where they meet. Cut 1/2 inch off the tip of the cone to create an opening for streamers. Fold the notches outward, and using craft glue, adhere the cone to the pinata. Repeat with the remaining cones, gluing the first two cones at opposite ends and spacing the remaining cones evenly around the sphere's center perimeter. 

Step 4 

For the fringe decoration, begin by cutting tissue paper into narrow strips about 3 inches long and 1/2 inch wide. A rotary cutter and a self-healing mat will enable you to cut through several layers of tissue at one time. Fold each strip lengthwise, creating a 1 1/2-inch strip, and cut the strip down the center from the open side, up to within 1/2 inch of the folded edge. Each strip should yield four "fringes." Starting at the bottom of the pinata, glue the strips, fringed edge up, in a tight circle. Glue a second row above the first one (the circle will be slightly larger), tucking the glued portions of the second row behind the fringe of the first. Work your way up the pinata, gluing rows of fringe in circles of increasing size. Glue a couple of rounds of tissue paper over the fringe at the top and bottom of the pinata.

Step 5

To complete the pinata, use a utility knife to cut a small trap door near the top. Make two vertical cuts 3 inches apart, and connect them with one horizontal cut at the top to create a flap; fold the flap back. Using a piece of wire or large needle with a length of strong cord attached, punch two holes at the top of the pinata, and pull the cord through the holes. Knot the cord above the pinata, leaving enough to use for hanging.

Step 6

For a final touch, twist 10 streamers together for each cone; apply a dab of craft glue to the twisted end, and tuck it into the small hole at the end of the cone. Repeat this for each of the cones. Fill the pinata with a selection of candy, treats, or prizes; push the flap back into place, and hang your pinata.


by : http://www.marthastewart.com/271560/making-a-pinata